Kabut dan Kerakal –
Catatan Gn. Guntur

4 Sept 2018

Perjalanan, seperti biasanya dan juga berlaku pada perjalanan kali ini, dimulai dengan berkumpul di sudut kampus yang sama-sama kami ketahui, posko. Kumpul kami lakukan ba’da isya meskipun sebenarnya pada pukul 20.00 WIB kami baru dapat benar-benar terkumpul.

Setelah mengambil flysheet dan ponco, sesegera mungkin kami berjalan ke gerbang depan* kampus stan sambil memesan gojek dengan tujuan Lebak Bulus. Sesampainya di gerbang depan, sembari menunggu gojek, saya melipir sejenak ke Alfamidi untuk membeli sedikit perbekalan, sangatlah kebetulan Alfamidi terletak benar-benar di depan gerbang kampus. Dua bungkus roti sobek, tiga bengbeng dan sebotol nu greentea milk tea, serta uang Rp250.000 saya kira bekal yang terbilang cukup untuk pendakian kali ini, mengingat kami berencana untuk tektok.

*sebenarnya akan menjadi perdebatan lintas generasi bila kita sebut itu gerbang depan

Pukul 20.15 driver sudah sampai ke depan gerbang stan, saya yang masih berada di Alfamidi sesegera mungkin menyeberang untuk menghampiri, sementara Awi dan Zeta masih di Alfamart. Ya, selain Alfamidi, Alfamart juga terletak di depan gerbang kampus dengan posisi yang sedikit lebih jauh sekitar dua atau tiga ruko ke arah barat. Pukul 20.20 kami baru berangkat menuju Lebak Bulus dengan kondisi jalanan yang cukup lancar, baru di sekitar daerah Rempoa jalanan sedikit mulai macet.

Kami sampai di jalan menuju tol dekat terminal Lebak Bulus sekitar pukul 21.55. Di sana kami menunggu bus Primajasa jurusan Garut. Bus Primajasa pertama lewat, jurusan Tasik, saat kami tanya katanya bisa saja naik bus yang ini tapi harus menyambung di Cileunyi, akhirnya kami memilih untuk menunggu saja bus jurusan Garut lewat. Keputusan tepat karena tak lama kemudian bus Primajasa jurusan Garut lewat, kami segera naik. Pada awal perjalanan di dalam bus waktu luang diisi dengan obrolan sederhana tentang posko dan kegiatannya, tentang pendakian reuni, Denali, dan lainnya. Tak lama, kondektur meminta uang ongkos, besarnya 52rb perorang sampai Garut.

Sisa perjalanan kami isi dengan tidur. Ya, apalagi yang bisa dilakukan kalau bukan tidur? Sampai di daerah Garut saya buka google maps, karena kami harus turun di depan pom bensin Tanjung, Tarogong Kaler yang berjarak beberapa menit sebelum terminal Guntur Garut. Setelah saya cek, ternyata posisi kami tinggal berjarak 4 menit lagi dari pom bensi Tajung, segera saya infokan ke kondektur. Kami turun di Alfamart seberang pom bensin Tanjung sekitar pukul 02.00 dan langsung disambut oleh ojek lokal. Ia menawarkan tumpangan dengan ongkos 25rb perorang, saya tawar menjadi 20rb perorang, driver ojek sepakat dengan salah satu motor boncengan bertiga, tentu saja Awi dan Zeta. Hanya berjarak kurang lebih 10 menit dari kami mulai naik ojek, kami sampai di basecamp Guntur. Sesampainya di basecamp kami memutuskan untuk bermalam tanpa lupa mengecas hp.

Pukul 05.18 kami bangun dan mulai bersiap. Kegiatan dimulai dengan ke wc untuk buang air kecil dan wudhu dilanjutkan dengan sholat shubuh. Hanya saya dan Awi yang melaksanakan sholat shubuh pada waktu itu. Selanjutnya kami bertemu seorang yang saya yakini adalah salah seorang pengurus basecamp, ia bercerita tentang beberapa hal terkait medan dan lainnya. Ia berkata bahwa Guntur untuk trek batuan laharnya adalah Mahamerunya Jawa Barat sedang bagian sabananya adalah Merbabunya Jawa Barat, entahlah, belum dibuktikan. Kami juga direkomendasikan untuk sarapan, di warung umi dengan nasi goreng, sebelum berangkat sekadar untuk mengganjal perut. Akhirnya kami pun memesan nasi goreng yang direkomendasikan, harganya 9rb per porsi.

Pukul 06.45 kami memulai pendakian. Sekitar 45 menit dari basecamp Guntur kami sampai di pos 1 (1085mdpl). Jalanan menuju pos 1 cukup curam dan gersang matahari saat itu juga terasa terik. Sangat berbeda ketika kami sampai di pos 1, suasana berubah menjadi sangat rindang, terdapat banyak warung yang kebetulan pada hari Rabu ini kosong. Sekitar warung terdapat jalur-jalur pipa air.

Lima menit kami beristirahat lalu perjalanan dilanjutkan. Selama lima menit pertama perjalanan dari pos 1 jalanan masih landai dan rindang, lima menit selanjutnya trek kembali curam dan berbatuan pasir. Pukul 08.04 kami beristirahat di ketinggian 1250, istirahat 6 menit untuk selanjutnya kembali berjalan. Kondisi trek yang kami lewati masih sama, batuan pasir yang curam. Tak sampai 10 menit kemudian medan berubah menjadi padang Sabana berdebu dan berbatuan kecil, pada pukul 08.30 kami sampai di pos 3 dan menitipkan ktp sebagai identitas. Terdapat banyak warung di pos 3 dimana kami berbincang sejenak dengan pada volunteer. Mereka berpesan untuk hati-hati dan untuk naik melewati jalur kanan saja.

Pukul 08.45 atau 15 menit semenjak sampai di pos 3, kami melanjutkan perjalanan. Jalanan menuju puncak dihiasi material erupsi berupa kerakal dan berangkal, dua langkah atau tiga langkah yang tidak tepat bisa membuat terpeleset satu langkah ke bawah. Kami beristirahat beberapa kali, 09.15 pada ketinggian 1530 dan 10.18 pada ketinggian 1750. Pada 10.58 kami sampai di puncakan yang kami kira adalah puncak 1 Guntur sebelum pada akhirnya pada 11.30 kami sampai di puncak 1 yang sesungguhnya pada ketinggian 2030, terdapat prasasti bertuliskan titik gps gunung guntur. Kami mengambil foto untuk beberapa saat lalu melanjutkan perjalanan. Perjalanan menuju puncak 2 dan 3 perjalanan kaki dengan menuruni dan menaiki bukit-bukit, cukup menguras tenaga. Pada pukul 12.10 kami sampai di puncak 2 yang berketinggian 2115, beristirahat pada pukul 12.37 di punggungan 2150 dekat puncak 3. Jam menunjukkan pukul 13.26 saat kami sampai di puncak Guntur Sejati (Masigit) 2234mdpl, namun tak terlihat suatu apapun yang menyerupai plang penunjuk puncak di sini. Hanya berdiam di sini untuk beberapa menit karena kondisi mulai berkabut, sekadar beristirahat dan meminum nu green tea milk tea sebagai minuman kemenangan.

13.50 kami sudah mulai melangkah turun, 15.11 kami sampai di puncak 1. Perjalanan turun dari puncak 1 menuju pos 3 saya lakukan dengan berseluncur dengan kaki di padang berangkal, kalo tidak salah beberapa kali Zeta memilih untuk berjongkok dan berseluncur turun.  Pada pukul 17.15 kami sampai di pos 3 untuk segera cuci-cuci, ke toilet, dan sholat. Kami juga membeli badge yang kami harap akan selalu mengingatkan kami cerita tentang kabut, dan tentang kerakal Guntur yang menemani kami naik dan turun di antara puncak-puncakannya.

Pada 17.45 kami melanjutkan perjalanan turun menuju pos 1 ditemani salah seorang bapak volunteer gn Guntur. Empat puluh lima menit kemudian, setelah melewati trek-trek menurun yang curam dengan ditemani penerangan yang seadanya, kami sampai di warung dekat pos 1. Kami menyantap beberapa gorengan tempe dan beristirahat, membuka bungkus roti sobek yang rencana akan dimakan tadi di pos 3.  Sekitar pukul 19.15 kami sampai di basecamp dan langsung beristirahat, melakukan perawatan kaki, cuci-cuci dan lainnya. Kami mengganti pakaian dilanjutkan melepas lelah dan kantuk. Tak lupa sebelumnya kami telah membuat perjanjian dengan bapak yang menjaga basecamp untuk diantar ke terminal menggunakan mobil pick up dengan biaya 25rb perorang.

Kurang lebih pukul 00.10 kami bangun untuk segera menuju terminal. Naik mobil pickup semua duduk di bangku depan, tas-tas ditaruh di bagian belakang. Tiga puluh lima menit kemudian kami telah sampai di terminal, kami membeli air dan cemilan. Ternyata lapar mengganggu sehingga cemilan saja dirasa tidak cukup. Kami memutuskan untuk membeli ayam goreng berhubung menurut info bus baru akan ada jam 3 pagi. Pukul 02.00 bus Primajasa jurusan Garut-Lebak Bulus keluar dari terminal, kami segera naik dan berangkat menuju Bintaro.