Cukup Satu Langkah, Pionir! –
Catatan Gn. Cikuray
Sabtu, 1 Desember 2018
20.02
Ubong, Zeta, dan Geni sudah siap berangkat dan sedang berkumpul di posko. Mengobrol-ngobrol sedikit dengan Kanda Bowas tentang ceritanya bisa ke Leang Pute kepada Bagong. Sedang Awi yang mendadak ikut karena baru diberi tau masih di kos untuk siap-siap.
21.15
Kami dilepas dengan doa seluruh penghuni posko yang diawali sambutan oleh Bang Ibeth. Tak disangka, selain dibekali doa, keberangkatan kami juga dibekali Bang Ibeth “uang untuk beli bakso” yang nilainya cukup lumayan. Berjalan menuju gerbang depan untuk menemui Awi yang nampaknya sudah selesai siap-siap. Sampai di gerbang depan Ubong dan Zeta membeli perbekalan secukupnya sedangkan saya cukup menitip. Awi datang dan mulai packing lalu ke Alfamidi untuk beli perbekalan. Ubong dan Zeta datang setelah selesai berbelanja disambung dengan Awi. Kami langsung memesan gojek.
21.38
Perjalanan dimulai dengan mengendarai gojek dari pintu gerbang STAN menuju terminal Lebak Bulus. Go-Ride menjadi pilihan kami karena menurut pengalaman menggunakan mobil hanya akan membuat kami terjebak macet. Tujuh belas menit tersisa menuju 21.55 (jam kami mendapat bus di depan pintu tol waktu ke guntur lalu) membuat hati cemas, takut ketinggalan bis, belum lagi karena masing-masing kami mengendarai Go-Ride yang berbeda-beda, saya takut nanti kami kesulitan untuk bertemu di titik pertemuan dengan bus.
21.48
Gojek saya sampai dan tidak lama disusul gojek yang lain. Hati sedikit tenang karena kami sudah berkumpul (21.53 adalah waktu kami semua telah berkumpul di depan pintu tol). Satu-satunya yang menjadi pikiran hanya tentang “bus”. 21.55 terlewati dan belum terlihat bus Primajasa lewat, membuat hati semakin cemas. Plan B yang terpikirkan adalah lewat dari pukul 22.15 kami segera meluncur ke terminal Kampung Rambutan.
21.58
Bus Primajasa jurusan Garut melintas dan kami segera naik untuk membatalkan rencana meluncur ke Kampung Rambutan. Kecemasan hilang, dan perjalanan ini dimulai sejak saya mulai menulis catatan di atas bus ini.
22.27
Posisi saat ini adalah di Jalan TB. Simatupang perempatan Lotte Mart Pasar Rebo, adalah check point penumpang lain naik. Bisa menjadi opsi untuk naik ke bus Primajasa ini lain kali. Oh iya, banyak asongan yang dijajakan saat kami berehenti sejenak ini.
Minggu, 2 Desember 2018
01.24
Kami melewati check point Cileunyi. Kondisi terakhir, kami semua tidur sepanjang jalan. Dan di tengah kesadaran yang sejenak ini saya sempatkan untuk menulis sedikit.
02.34
Tak cukup terasa, kami sampai di terminal Guntur, Garut. Seturunnya dari bus langsung disambut oleh para tukang ojek konvensional yang menanyai kami mau ke gunung apa, sudah sangat paham rupanya. “Cikuray”, untuk kata itu kami sepakat membayar 50.000 sampai “ale-ale” yang saya pahami sebagai pemancar. Sesampainya di tempat yang kami kira basecamp (03.25), ‘si tukang ojek’ itu rupanya minta tambahan 5.000, alasannya karena Ubong sudah bayar 55.000 terlebih dulu ke salah seorang dari mereka, maka tidak adil bagi yang lain kalau hanya menerima 50.000. Oke, kami bayarkan kekurangannya, 15.000 untuk tiga ojek.
03.30
Kami beristirahat di sebuah shelter (seperti sebuah bangunan warung sederhana) tanpa daun jendela. Menyulam bulu mata sejenak sebelum melanjutkan cerita siang nanti.
05.20
Suara anjing-anjing menggonggong mulai menggangu dan membangkitkan kesadaran. Selanjutnya kami mengambil air wudhu dan shalat shubuh dilanjut packing untuk persiapan mendaki.
06.05
Ternyata tempat kami beristirahat bukanlah basecamp dan 55.000 terlalu mahal untuk hanya sampai ke sini, kata Kang Toni yang menjaga tempat istirahat ini. Kami perlu menempuh kurang lebih delapan kilo lagi untuk menuju basecamp Pemancar. Kang Toni menawari sebuah pick up dengan mahar 35.000 untuk sampai ke pos Pemancar dengan mahar turun 45.000 (sudah sampai ke terminal Guntur). Kami deal dan perjalanan dengan pick up dimulai dengan sebelumnya menyumbang seikhlasnya untuk shelter tempat istirahat yang kami gunakan tadi malam. Di tengah perjalanan menuju basecamp, kami membayar simaksi 10.000 dan melanjutkan perjalanan.
06.49
Kami sampai di pos (basecamp) Pemancar. Langsung memesan sarapan nasi plus telur. Sampai catatan ini ditulis, kami baru mau memulai sarapan.
07.49
Pendakian dimulai dengan sebelumnya kami melaksanakan OKA masing-masing dan sesuai kebutuhan, sarannya adalah mengutamakan pemanasan pada angkle. Track awal yang dilewati adalah jalan atau tegalan di antara kebun teh dengan kecuraman mungkin mencapai enam puluh derajat. Bisa dibilang ini tanjakan penyambutan. Disambung sebentar dengan track landai, melewati sebuah bangunan pos (yang ternyata pos 1), kami langsung melaju ke tanjakan Cihuy (08.00) dengan kemiringan yang kurang lebih sama dengan tanjakan penyambutan, jadi sudah tidak mengagetkan lagi.
08.06
Kami melewati kawasan hutan yang sesekali masih terpapar cahaya matahari yang terik. Track berupa tanah yang lembab namun tidak becek sangat enak untuk dipijak.
08.19
Sudah tiga puluh menit sejak pendakian dimulai. Kami menutuskan untuk mengambil sedikit nafas dengan beristirahat di teduh hutan. Sambil melihat ke belakang, tiang tiang pemancar berwarna merah putih masih sangat jelas terlihat.
08.26
Kami melanjutkan perjalanan dengan kondisi track yang masih cukup sama. Tak lama, kami melintasi plang bertuliskan “Anda Memasuki Hutan” (08.28) yang memang mengawali perjalanan yang lebih teduh dibandingkan dengan sebelumnya.
08.56
Kami sampai di pos 2, yaitu sebuah lahan yang cukup untuk berkemah. Kami beristirahat setelah tiga puluh menit yang lainnya. Track masih berupa tanah basah yang tidak licin, menurut info sesama pendaki, kemarin pagi hingga sore track diguyur hujan deras.
09.06
Perjalanan dilanjutkan, sepuluh menit saya rasa cukup untuk sekedar mengambil nafas. Tak banyak catatan rupanya, kami hanya menikmati perjalanan.
09.31
Kami beristirahat untuk yang ketiga kali, kali ini hanya berjeda dua puluh lima menit karena saya rasa nafas kelompok sudah mulai habis. Kemiringan track sejauh mata selalu menanjak, hanya ada sedikit bonus. Kondisi track mulai ditambah dengan akar-akar dan batu (sepertinya) sebagai pijakan selain tanah.
09.44
Istirahat disudahi, dan perjalanan dilanjutkan.
09.55
Kami melewati pos 3 “Sanghyang Taraje” dengan menyusuri batang-batang kayu yang disusun sebagai anak tangga. Dalam bahasa Sunda sendiri “Taraje” memang berarti tangga. Tangga-tangga yang disusun lumayan curam, kami menyusuri jalan di sebelah kiri track dengan dibantu berpegangan pada batang-batang dan sulur yang sudah disusun sedemikian rupa seperti pegangan tangga.
10.09
Istirahat kembali setelah dua puluh lima menit yang lainnya. Menyantap roti, rin bee, dan coklat-coklat yang sudah kami bawa sebagai perbekalan. Istirahat kali ini rupanya sedikit kami nikmati, terbukti dengan waktu istirahat yang lima menit lebih lama dari biasanya (15 menit).
10.26
Kami melanjutkan perjalanan. Lima menit kemudian (10.31) kami melewati pos 4, delapan menit dari pos 4 (10.39) kami melewati pos 5, dan empat belas menit dari pos 5 (10.53) kami mencapai puncak bayangan (pos 6). Di puncak bayangan kami bertemu dengan mamalia hutan menyerupai (atau memang betul) seekor bagong yang belum dapat dipastikan (sebenarnya sudah sih) sedang diusir-usir oleh pendaki lain. Setelah bagong pergi dan jalan terbuka, kami lantas melintas.
10.56
Kami beristirahat. Track saya rasa sudah mulai didominasi oleh akar-akar, yang sangat membantu pijakan.
11.11
Kami lanjutkan pendakian.
11.41
Tiga puluh menit dari 11.11 kami beristirahat. Track sudah mulai didominasi akar dan batuan serta kemiringan mulai agak lebih curam.
11.51
Pendakian dilanjutkan. Lima menit kemudian kami sampai di pos 7 (11.56) dan pada 12.01 kami sampai di pos 8 yaitu tempat berkemah yang cukup luas. Pendapat untuk meletakkan barang di sini dan melakukan summit attack diurungkan. Dan memang keputusan tepat karena tujuh menit kemudian (12.08) kami sampai di puncak Gunung Cikuray. Beristirahat, makan camilan dan roti, minum nu green tea milk tea sebagai minuman kemenangan, dan berfoto sebagai dokumentasi, serta berbincang dengan sesama pendaki kami lakukan selama di puncak. Tidak lupa kami sempatkan untuk menikmati suasana puncak yang ada.
13.30
Kami mulai perjalanan turun.
16.56
Singkat cerita kami sampai di basecamp Pemancar dengan tentunya sepanjang perjalanan banyak istirahat yang dilakukan dan banyak momen yang dinikmati. Lagu Bohemian Rhapsody yang dinyanyikan ketika naik juga dinyanyikan ketika turun. Pada sebuah istirahat, kami sempatkan bercerita tentang cerita yang tak pernah membosankan waktu diklat lapangan dan longmarch, membuat ketawa-ketawa sendiri mengakui semua keculeannya. Di pos 1 kami diminta untuk membayar simaksi yang terlewati sebesar 15.000 per orang.
17.57
Setelah makan sore, membersihkan diri, dan sholat, kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan pick up menuju terminal Guntur dengan sebelumnya membayar 45.000 per orang. Track yang berbatu membuat perjalanan turun terasa njundil-njundil dan tulang ekor terasa tidak nyaman. Track yang njundil baru berakhir saat melewati shelter tempat istirahat menuju terminal.
18.59
Kami sampai di terminal Guntur. Karena bingung soal transportasi dan sudah cukup lelah, kami memutuskan untuk sholat maghrib dan isya terlebih dulu.
20.00
Selesai sholat dan istirahat, kami langsung menuju terminal lagi. Ragu akan jadwal bus, Ubong bertanya ke petugas keamanan (satpam) terminal. Rupanya bus Primajasa jurusan Garut-Lebak Bulus masih tersedia dan dijadwalkan berangkat pukul 21.00an. Kami langsung naik dan mengatur posisi duduk.
20.42
Bus mulai melaju ke kota asal kami berangkat (Jakarta). Sampai dengan catatan ini dibuat, doa yang dipanjatkan adalah semoga selamat sampai tujuan.
Senin, 3 Desember 2018
03.18
Kondisi bus masih terjebak di tengah macetnya tol.
04.33
Bus berhenti sejenak di Pasar Rebo.
04.50
Kami sampai di terminal Lebak Bulus dengan selamat. Kali ini yang menjadi soal adalah kondisi handphone yang kehabisan batre sehingga kami tidak bisa memesan gojek seperti biasanya. Opsi lain dilakukan yaitu dengan naik angkot 08 jurusan jalan pondok betung.
04.57
Kami naik ke angkot 08 dengan tulisan trayek Lb. Bulus – Pondok Aren.
05.25
Kami sampai di perempatan Pondok Ranji. Awi dan Ubong memutuskan turun dan lanjut dengan angkot 09 dengan sebelumnya membayar 8.000 per orang. Saya dan Zeta melanjutkan sedikit dan memutuskan turun di ceger. Setelah membayar 8.000 kami menyambung dengan angkot menuju ke arah gang jengkol. Turun di gang jengkol dengan sebelumnya membayar 4.000 per orang dan berjalan menuju kos masing-masing mengakhiri catatan perjalanan ini.